Senin, 20 Februari 2012

Penyimpangan Penyimpangan Sosial

Penyimpangan Penyimpangan Sosial – Definisi/Pengertian – Bentuk – Penyebab – istilah-istilah | Penyimpangan sosial sebenarnya tidak hanya terjadi pada waktu sekarang saja. Sejak pertama kali menusia membentuk kelompok dan hidup bermasyarakat, yang kita sebut sebagai penyimpangan-penyimpangan sosial sudah terjadi. Dalam posting ini, kita akan melihat lebih dalam beberapa hal yang biasanya menjadi pokok bahasan penyimpangan sosial ini, mulai dari definisinya, bentuk-bentuk penyimpangan sosial, dan juga faktor penyebab penyimpangan sosial. Karena peyimpangan sosial adalah perilaku dari manusia, maka banyak juga yang menyebutnya sebagai perilaku menyimpang.

Definisi – Pengertian Penyimpangan Sosial

Penyimpangan sosial merupakan pokok bahasan yang sudah menjadi kajian ilmu sosial sejak lama. Tidak heran jika ada banyak rujukan mengenai pengertian penyimpangan sosial.

Menurut Robert M.Z. penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang.

Sementara bagi James W. Van Der Zanden, perilaku menyimpang merupakan perilaku yang bagi sebagian orang dianggap sebagai suatu yang tercela dan di luar batas toleransi.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan perilaku menyimpang sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.

Tentu ada masih banyak lagi ahli yang memberi rumusan sedikit berbeda dari yang dikemukakan dua ahli di atas. Mari sekarang kita coba menggabungkan definisi keduanya. Kalau merujuk pada Robert M.Z., perilaku baru dianggap menyimpang jika sudah ada usaha dari yang berwenang untuk memperbaikinya, seperti juga yang disampaikan Van Der Zanden, jika sudah di luar batas toleransi. Sementara KBBI menyebut perilaku menyimpang secara lebih positif, yaitu sebagai ‘tanggapan seseorang terhadap lingkungan’, artinya pelaku penyimpangan sosial secara sadar bertindak tidak sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat tertentu. Kita perlu menggaris bawahi bagian ‘berlaku dalam suatu masyarakat tertentu’ karena setiap kelompok masyarakat memiliki kearifan mereka sendiri-sendiri, dengan sistem norma dan hukum yang berbeda pula. Apa yang dianggap sebagai sesuatu yang normal – baik –wajar di suatu kelompok bisa jadi sangat tidak normal – buruk – dan menyimpang di kelompok masyarakat yang lain. Contohnya:

  • Bertanya ‘mau kemana?’, ‘sendirian saja?’, ‘ada urusan apa?’ biasa dipakai masyarakat kita untuk mengawali pembicaraan dengan orang yang baru dikenal. Bagi masyarakat Eropa dan Amerika Utara, ini dianggap mengintervensi privasi. Sementara berbicara tentang cuaca untuk mengawali perbincangan kita anggap lucu dan tidak masuk akal.

Bentuk-bentuk Penyimpangan – Perilaku sosial

Bentuk-bentuk perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.

Berdasarkan sifatnya, bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Penyimpangan bersifat positif. Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif ter-hadap sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang. Penyimpangan seperti ini biasanya diterima masyarakat karena sesuai perkembangan zaman. Misalnya emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan wanita karier.
  2. Penyimpangan bersifat negatif. Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk.

Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut:

  1. Penyimpangan primer (primary deviation). Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang.
  2. Penyimpangan sekunder (secondary deviation). Penyimpangan sekunder adalah perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu orang lain. Misalnya orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk,

Berdasarkan pelakunya, kita bisa membedakannya menjadi:

1. Penyimpangan individual (individual deviation)
Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya, seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan, Penyimpangan individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut.

  1. Pembandel
  2. Pembangkang
  3. Pelanggar
  4. Perusuh atau penjahat
  5. Munafik

2. Penyimpangan kelompok (group deviation)
Penyimpangan kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, sekelompok orang menyelundupkan narkotika atau obat-obatan terlarang lainnya.

3. Penyimpangan campuran (combined deviation)
Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya taat dan tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, remaja yang putus sekolah dan pengangguran yang frustasi dari kehidupan masyarakat, dengan di bawah pimpinan seorang tokoh mereka mengelompok ke dalam organisasi rahasia yang menyimpang dari norma umum (geng-geng anak nakal).

Penyebab Penyimpangan Perilaku Sosial

Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

  1. Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
  2. Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.

Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu

  1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
  2. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang.
  3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
  4. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
  5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang.

Istilah – Istilah Terkait

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.

Norma dalam sosiologi adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui lingkungan sosialnya.

Konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial saat individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada.

Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat.

Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika.

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana dimana dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

sumber: Anne Ahira, Wikipedia

Contoh Penyimpangan Sosial: (foto)

contoh penyimpangan sosial pelacurancontoh penyimpangan sosial mencopetcontoh penyimpangan sosial mengkonsumsi narkotikacontoh penyimpangan sosial siswi merokokcontoh penyimpangan sosial berciuman di muka umumcontoh penyimpangan sosial menikahi anak di bawah umur

Related Post:

2 komentar:

  1. Setuju banget, memang rata-rata dari pergaulan itu bisa menjadi penyimpangan social.

    BalasHapus
  2. Bagus bangett siihh . Menambah wawasan .
    Tapi, tatruh jg foto untuk penyimpangan yang bersifat positif donk :)
    Soalnya lagi ada tugas

    BalasHapus

my favourite blogs