Jumat, 16 September 2011

Cara Membuat Selai Buah

Selai BuahCara membuat Selai Buah | Kalau anda gemar makan roti tawar, salah satu pelengkap yang harus ada dalah selai buah. Rasanya yang nikmat membuat selai buah menjadi begitu populer.

Beberapa merek selai buah beredar di pasaran. Beberapa orang mengganggap rasa selai buah hasill olahan pabrik itu terlalu manis dan seperti kehilangan rasa buahnya. Nah, kalau begitu, bagaimana kalau kita membuat selai buah sendiri? Jangan khawatir, ternyata mudah kog. Lagi pula kita bisa mengatur rasanya sesuai dengan kemauan kita sendiri.

Cara membuat selai buah:

  1. Cuci dan kupas buah yang Anda inginkan. Bersihkan buah dari tangkainya, bagian daging yang rusak, atau sudah terlalu lunak.
  2. Siapkan sebuah panci berukuran lebar, namun dangkal.
  3. Masukkan buah dan hancurkan dengan tangan secara perlahan.
  4. Rebus buah tanpa air. Aduk terus hingga mendidih dan terasa lembut.
  5. Tambahkan gula (gunakan sekitar satu cangkir gula untuk setiap tiga atau empat cangkir buah).
  6. Lanjutkan mengaduk secara perlahan hingga mendidih.
  7. Kecilkan api dan teruskan memasak hingga buah mengental. Biasanya proses ini memakan waktu antara 10-20 menit.
  8. Matikan api, dan dinginkan buah. Selai pun jadi dan bisa dimasukkan ke dalam stoples bersih.

Gampang kan? Silahkan anda membuat selai buah anda sendiri….

sumber: kompas

READ MORE - Cara Membuat Selai Buah

Kamis, 15 September 2011

Mengapa Anak Menjadi Cengeng?

anak menangisMengapa anak menjadi cengeng? Tangisan adalah salah satu bentuk cara anak untuk berkomunikasi dan mengungkapkan keinginannya. Bagi batita atau anak usia dibawah tiga tahun dimana kemampuan verbalnya belum cukup mampu digunakan untuk berkomunikasi, sepertinya tangisan tidak bisa dihindarkan. Namun, meski begitu, secara perlahan tangisan atau kecengengan ini harus dihilangkan.

Sebenarnya tidak setiap kali anak menangis bisa disebut cengeng. Pada kondisi tertentu tangisan itu adalah wajar, dan sama sekali tidak bisa disebut sebagai cengeng. Misal anak sedang sakit, kelelahan, ketakutan, bertemu dengan orang baru, atau sedang diringgal orang yang secara emosional dekat dengannya, semisal orang tua atau orang yang mengasuhnya.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa menyebabkan anak gampang menangis; (Ike R. Sugiyano, Psi.)

  1. Emosi ibu tak stabil saat hamil.
    Kalau mau dirunut ke belakang, salah satu penyebab anak gampang menangis adalah kondisi psikologis ibu kurang mendukung saat hamil, seperti sedang banyak masalah, sehingga emosinya tidak stabil. Kondisi ini bisa "menular" pada janin dan bila tidak terselesaikan, bukan tidak mungkin terus terbawa hingga batita.
  2. Anak cenderung lebih sensitif.
    Selain itu, ada anak-anak yang memang lebih sensitif. Perasaannya halus, sehingga apa saja gampang memancing tangisannya. Ada orang bersuara keras, ia menangis, karena merasa dirinya sedang dimarahi.
  3. Orangtua tidak konsisten.
    Kalau diperhatikan, ada juga anak yang selalu menangis saat melakukan kesalahan sehingga orangtua merasa kasihan atau mengurungkan niat untuk menegur atau menghukumnya. Meski masih batita, anak sudah bisa melihat celah, menggunakan tangisnya sebagai upaya terhindar dari hukuman atau teguran.
  4. Pola asuh.
    Pola asuh orangtua juga ikut berperan. Anak yang serba dilarang akan tumbuh menjadi pribadi penakut atau pencemas. Ia selalu tidak yakin dengan apa yang dilakukannya. Akibatnya ia mudah menangis bila menghadapi situasi yang membuatnya takut atau khawatir.
  5. Anak dimanja.
    Anak yang serba boleh atau dimanja berlebihan juga berpotensi menjadi anak cengeng. Ia akan menggunakan tangisan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Apalagi kalau anak ini sudah bisa "menandai" orangtua akan memberikan apa saja kalau ia menangis di muka umum. Menangis menjadi pilihan caranya manakala menginginkan sesuatu.
    Jika anak memiliki kecenderungan gampang menangis seperti ini, Anda masih bisa memperbaiki perilakunya. Orangtua perlu tekun memberikan penjelasan dan menstimulasi anak untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya. Komunikasi yang baik perlu dibangun agar anak belajar mengungkapkan kebutuhannya, bukan dengan menangis tanpa sebab.
    Selain itu, jangan memberi label "cengeng" pada anak yang gampang menangis seperti ini. Pelabelan "cengeng" ini jika terjadi terus menerus, membuat anak yakin bahwa dirinya memang cengeng. Jadi sah saja baginya untuk terus menangis meski tak ada penyebab berarti.

Sumber: Kompas

READ MORE - Mengapa Anak Menjadi Cengeng?

my favourite blogs